Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Penelitian Hasil Hutan

PEMBUATAN BIOETANOL DARI EMPULUR SAGU (Metroxylon spp.) DENGAN MENGGUNAKAN ENZIM Komarayati, Sri; Winarni, Ina; Djarwanto, Djarwanto
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 29, No 1 (2011): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3057.044 KB) | DOI: 10.20886/jphh.2011.29.1.20-32

Abstract

Sagu (Metroxylonspp.) merupakan salah satu tumbuhan asli Indonesia yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku bioetanol. Penelitian pembuatan etanol berbahan dasar sagu dilaksanakan dengan menggunakan dua jenis enzim yaitu amilase dan glukoamilase dan bahan baku berupa pati, empulur dan serat pada skala laboratorium dan skala usaha kecil. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan jenis enzim efektif dalam produksi etanol dari pati (tepung), empulur dan serat sagu. Metode penelitian terdiri dari proses liquifikasi dengan penambahan enzim alpha amilase, sakarifikasi diikuti penambahan enzim glukoamilase, fermentasi pada suhu 28 - 30C, pH 5-5,5 berlangsung selama 3 hari dan distilasi pada suhu 78 - 80C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada skala laboratorium penggunaan enzim alpha amilase 0,18 mL dan enzim glukoamilase 0,15 mL, ragi 0,48 g menghasilkan kadar etanol paling tinggi yaitu 65,55% untuk pati sagu. Kadar etanol yang paling tinggi diperoleh dari kombinasi enzim alpha amilase 0,13 mL dan glukoamilase 0,11 mL, ragi 0,33 g yaitu sebesar 44,84% untuk empulur dan kombinasi enzim alpha amilase 0,13 mL dan glukoamilase 0,11 mL, ragi 0,33 g sebesar 8,26% untuk serat. Hasil penelitian pada skala usaha kecil menunjukkan persentase perolehan etanol dari pati, empulur dan serat sagu berturut-turut 24,00%; 11,00% dan 4,00% dengan kadar etanol masing-masing 91,00%, 71,00% dan 2,68% dan dengan rendemen masing- masing 6,00%; 2,75% dan 0,25%.
APLIKASI ARANG KOMPOS BIOAKTIF PADA BUDIDAYA NILAM (Pogostemon cablin Benth) TERHADAP KUALITAS PRODUK MINYAK NILAM Winarni, Ina; Waluyo, Totok K
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 28, No 4 (2010): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2067.184 KB) | DOI: 10.20886/jphh.2010.28.4.406-414

Abstract

Nilam (Pogostemon cablin Benth) merupakan salah satu tanaman penghasil minyak atsiri yang penting karena memiliki potensi strategis di pasar dunia dimana minyak tersebut berfaedah sebagai bahan pengikat aroma wangi pada parfum, kosmetika dan bahan aromaterapi. Terkait dengan uraian tersebut tulisan ini menyajikan tentang pengaruh pemberian arang kompos bioaktif (arkoba) terhadap kualitas minyak atsiri hasil penyulingan daun nilam antara lain rendemen dan kadar patchouli alkohol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan arkoba pada budidaya nilam memberikan pengaruh sangat baik terhadap rendemen minyak nilam, mencapai 3-4,5 %, dengan rata-rata 4 %, sedangkan rendemen minyak nilam yang ditanam tanpa menggunakan arkoba hanya berkisar 2-2,3% (rata-rata 2%). Lebih lanjut kadar patchouli alkohol minyak nilam dengan penggunaan arkoba yaitu 40,01 %, sedangkan yang tanpa diberi arkoba hanya 32,26 %.
KOMPONEN KIMIA DAN KETAHANAN EMPAT JENIS ROTAN Winarni, Ina; Jasni, Jasni
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 29, No 1 (2011): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2275.879 KB) | DOI: 10.20886/jphh.2011.29.1.1-9

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui komponen kimia dan ketahanan empat jenis rotan terhadap serangan bubuk kering sebagai dasar pemanfaatan untuk pembuatan mebel dan peralatan rumah tangga. Jenis rotan yang diteliti yaitu wira (Daemonorops fissa (Miq.) Bl., dahanan (Korthalsia flagellaris Miq.), ahas (Korthalsia angustifolia Bl.) dan kertas (Calamus unifarius H. Wendl.), Kalimantan Tengah dan Sumatera Selatan. Penentuan komponen kimia menggunakan standar TAPPI dan ASTM, sedangkan ketahanan terhadap bubuk Dinoderus minutus Fabr digunakan contoh uji berupa rotan berukuran panjang 2 cm. Hasil penelitian menunjukkan kadar selulosa rotan wira (48,00%), dahanan (53,03%), ahas (46,49%) dan kertas (44,50%). Kadar lignin rotan wira (28,28%), ahas (22,90%), dahanan (25,46%), dan kertas (27,10%). Pengujian terhadap serangga/bubuk rotan, dahanan dan wira termasuk kelas ketahanan II sedangkan rotan ahas dan kertas termasuk kelas ketahanan III. Keempat jenis rotan tersebut, ternyata sesuai sebagai bahan baku untuk perakitan mebelair dan bahan aksesori guna menciptakan nilai tambah produk.